Pertanyaan itu selalu berkecambuk dibenak saya. Apakah tidak ada cara lain yang bisa dilakukan selain dengan cara bunuh diri ? Apalagi saat ini dalam suasana bulan suci Ramadhan.
Untuk yang kesekian kalinya saya sebagai penyidik Sat Reskrim Polres Surabaya Utara dihadapkan kembali dengan ditemukannya seorang wanita yang diduga bunuh diri dengan cara menyayat pergelangan tangan kirinya dengan menggunakan senjata tajam. Kejadian ini terjadi di Jln. Tanjungsari VI No.41 Rt.17 Rw.02 Kel. Tanjungsari Kec. Sukomanunggal Surabaya. Rumah yang digunakan sebagai tempat kos korban berukuran sekitar 3,5 m X 3 m itu mendadak ramai dikunjungi warga sekitar yang sekedar untuk menyaksikan korban meninggal hingga dibawa kerumah sakit Dr.Soetomo Surabaya. Kenapa saya bilang sekedar menyaksikan? karena begitu banyaknya warga yang datang, pada saat dibutuhkan keterangannya semua serempak mengatakan "saya tidak tahu", dalam bahasa Madura "tak oneng".
Korban yang diketahui bernama SUTINI, 32 thn, alamat dusun Krajan desa Sukorejo kecamatan Bangsal kabupaten Jember, ditemukan pertama kali oleh ROMLAN (paman korban) dan MILA (tetangga korban) pada hari Jumat tanggal 12 September 2008 sekira jam 12.00 wib. Kemudian Mila menghubungi SUPENO (suami siri korban), sedangkan Romlan menghubungi pihak Kepolisian.
Di TKP, penyidik Sat Reskrim Polres Surbaya Utara menemukan korban yang telah meninggal dunia dengan bersimbah darah dan luka sayat pada pergelangan tangan kiri, sebuah pisau dapur stainless steel gagang berwarna hitam, sebuah gelas yang berisi setengah cairan baygon dan sebotol plastik baygon warna hijau ukuran 800 ml berisi sedikit cairan baygon.
Saksi yang telah dimintai keterangan sebanyak 3 orang, antara lain : SUPENO, ROMLAN, Hj. ENI KOTIDJAH (ibu kos). Penyidik masih melakukan penyelidikan dan penyidikan motif dari kejadian ini, untuk menjawab pertanyaan "Mengapa Harus Bunuh Diri".