Rabu, 13 Oktober 2010

SEMUA PASTI MAMPU

"Manusia dilahirkan dengan perasaan mampu melakukan segalanya. Sebelum kemudian dikacaukan oleh pesan-pesan ketidakmampuan yang datang dari lingkungannya. Perasaan mampu itu ditunjukkan dengan keberanian melakukan sesuatu.

Perhatikanlah tingkah laku bayi usia 8-9 bulan ke atas ketika ia baru mulai bisa duduk dan mencoba untuk menirukan orang2 dewasa di sekitarnya. Dia akan mengeksplorasi dunianya dgn penuh keberanian walaupun tubuhnya belum siap untuk itu. Karena di kepalanya ia belum memiliki konsep bahwa ia tdk mampu. Dia akan terus bersemangat mencoba melakukan segala hal baru dengan antusias dan tekun. Semua dihadapi 100% dengan penuh semangat, tawa, dan air mata. Suatu totalitas keikhlasan yg sempurna. Ia kerahkan segala yang ia punya sampai kemudian, jika ia kurang beruntung, berangsur-angsur mulai masuk pesan-pesan ketidakmampuan dari lingkungan yang dipenuhi oleh kata2 "JANGAN", "TIDAK BOLEH", atau "TIDAK BISA". Sang bayi ikhlas itu pun mulai meragukan potensi dirinya..

"Wahrish 'ala hifdzil minal-adza, faruju'uha ba'da-ttanafuri yash'ub, Innal-qulubi idza tanaafara wudduha, syibhu-zzujajati kasruha la yusy'ab
."
Dan jagalah hatimu dari penyakit-penyakitnya, sulit mengembalikan hati yang sudah jauh dari kebenaran. Sesungguhnya hati jika sudah kotor, membersihkannya seperti mengumpulkan kaca yang pecah berserakan". (Adi Vivid AB, 12/10/10)

Rabu, 25 Agustus 2010

HARAPAN ANAK BUAT BAPAKNYA...

Seperti biasa Adi, Pimpinan sebuah perusahaan di Jkt, tiba di rumahnya jam 9 malam.

Tdk seperti biasanya, Ana, umur 9 th, membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sdh menunggu cukup lama.
"Kok, blm tidur?" sapa Adi sambil menciumnya. Biasanya Ana sdh lelap saat ia pulang baru bangun ketika ia akan berangkat ke kantor.
"Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?"
"Ok. Kamu hitung sendiri yah. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dibayar Rp.400rb, tiap bln rata2, 22 hari kerja, kadang Sabtu masih lembur. Berapa gaji Papa hayo?"
"Kalo 1 hari Papa dibayar Rp.400rb u/ 10 jam, berarti 1 jam Papa digaji Rp.40rb dong" katanya
"Wah, pinter kamu. Sekarang cuci kaki, tidur" perintah Adi
Ana kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam Rp.5rb gak?"
"Sdh, gak usah macem2. Buat apa minta uang malem2 gini? Tidurlah."
"Tapi Papa…" Kesabaran Adi pun habis
"Papa bilang tidur!" hardiknya

Ana pun lari menuju kamarnya sedih.
Usai mandi, Adi menyesali hardiknya, menengok Ana di kamar tidurnya sedang terisak sambil memegang Rp.15rb. Sambil mengelus kepala Ana, Adi berkata, "Maafin Papa yah, Papa sayang sama Ana. Tapi buat apa sih minta uang malem2 gini?
"Papa, aku gak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalo sdh menabung lagi dari uang jajan seminggu ini"
"lya, iya, tapi buat apa?" tanya Adi lembut

"Aku nunggu Papa dari jam 8 mau ajak Papa main ular tangga. 30 menit aja. Mama sering bilang waktu Papa itu amat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15rb krn Papa 1 jam dibayar Rp.40rb maka 1/2 jam aku harus ganti Rp.20rb. Duit tabunganku kurang Rp.5rb, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Ana polos

Adi pun terdiam. ia kehilangan kata2. Dipeluknya bocah kecil itu erat2 dng haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yg dia berikan selama ini, tdk cukup utk "membeli" kebahagiaan anaknya.

"Mungkin Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah DUNIA-nya“

MARHABAN ya RAMADHAN

Bagian Operasional Polres Sidoarjo

mengucapkan

"Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan"

Selasa, 05 Januari 2010

BELAJAR IKHLAS

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak dengan cepat, sehingga ia tidak mungkin ia bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu dan bertanya kepada si bapak tua,
"Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melempakan sepatu Anda yang sebelah juga ?
"Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya"

Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup - jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya. Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik. Ini semua dapat diartikan : supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi. Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu.
Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.

" Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, mungkin gelandangan yang membutuhkan sepatunya. "Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Mungkin memang pedih pada awalnya... mungkin butuh bulan berbilang tahun untuk menyeka bening yang terkadang masih mengalir.... Namun kebahagiaan memang tak selamanya... dan kesedihan takkan mengembalikan apa yang telah berlalu...

Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain. Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya. " Semoga kita bisa menjadi orang yg ikhlas yang tetap masih bisa memberikan senyum terindah kita pada dunia".